Bukan Sekadar Golok: Senjata Tradisional Khas Lampung

Oleh Aan Frimadona Roza, Bergiat di Rumah Baca Yussuf Baradatu

Setiap daerah di Indonesia memiliki senjata tradisional dengan nama dan bentuk yang beragam. Meski banyak yang mirip, masing-masing senjata tradisional biasanya memiliki kekhasan tersendiri sesuai budaya daerah asalnya.

Salah satunya adalah golok, senjata tajam yang umum dikenal di berbagai daerah Nusantara. Namun, di Lampung golok memiliki keunikan dari segi bentuk, nama, hingga jenisnya. Masyarakat Lampung lebih sering menyebut golok dengan nama candung atau laduk.

Golok dalam Tradisi Lampung

Secara umum, golok adalah senjata tajam terbuat dari besi atau baja berbentuk gepeng dengan satu sisi tajam. Dalam kehidupan sehari-hari, golok digunakan untuk berbagai keperluan, baik di dapur maupun di ladang. Tidak sembarang orang dapat membuat golok. Pembuat golok disebut pande besi, profesi tradisional yang masih dijalani sebagian masyarakat Lampung hingga kini, terutama di daerah Menggala, Kabupaten Tulangbawang.

Tiga Jenis Golok Lampung

Berdasarkan penggunaannya, golok Lampung terbagi ke dalam tiga kategori:

1. Golok Dapur (Rampak Alu)
Golok ini digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, khususnya di dapur. Umumnya kualitasnya rendah, unsur baja tidak terlalu dominan, dan ketajamannya pun terbatas.
Di Menggala, pande besi membuat golok dapur dari bahan bekas komponen mobil, misalnya per mobil. Golok jenis ini biasanya tidak memiliki sarung (wrangka), cukup diselipkan di sudut dinding dapur.

2. Golok Ladang (Canduk Kawik)
Golok ladang dipakai untuk aktivitas di kebun atau hutan, seperti membersihkan semak, memotong ranting, atau menyiangi tanaman. Kualitasnya menengah, sedikit lebih baik dari golok dapur. Beberapa golok ladang memiliki sarung (wrangka/cantil), namun banyak pula yang dibiarkan tanpa sarung.

3. Golok Pegangan Istimewa (Lancip)
Jenis ini dianggap paling berkualitas. Terbuat dari bahan pilihan, biasanya klaher bekas mobil, golok pegangan istimewa memiliki ketajaman tinggi dengan unsur baja yang lebih kuat. Masyarakat Lampung lebih menyukai golok berukuran pendek, sekitar 25 cm, karena lebih praktis dibawa. Golok jenis ini dilengkapi dengan sarung kayu ringan yang diikat rotan atau tanduk, dan di beberapa daerah disebut laduk atau lancip.

Nilai Budaya yang Terjaga

Keberadaan laduk atau golok Lampung bukan hanya sebagai alat fungsional, melainkan juga cerminan tradisi dan kearifan lokal masyarakat Lampung. Profesi pande besi yang masih bertahan hingga kini menunjukkan adanya kesinambungan budaya yang patut dilestarikan.

Senjata tradisional ini membuktikan bahwa warisan budaya Nusantara memiliki keragaman bentuk, fungsi, dan makna, meski kerap disebut dengan nama yang sama di berbagai daerah.


Sumber: Senjata Tradisional Lampung, Depdikbud Dirjen dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah Lampung (1991/1992).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *